Para urban yang kesepian

Zaman semakin berkembang. Era teknologi dan informasi merajalela. Orang-orang pun semakin sibuk dengan urusannya masing-masing, hingga tak terasa waktu pun berlalu dan menciptakan jarak yang semakin melebar antarindividu.

Maka untuk bersilaturrahmi cukuplah dengan sms. Untuk berkirim salam tak perlu bertemu langsung, sudah ada e-mail, friendster, dll. Namun, apakah semua teknologi tersebut mampu menggantikan kehadiran orang-orang yang kita sayangi???

Kaum urban dewasa ini kelihatannya saja sibuk dan begitu dinamis, tapi hatinya sunyi. Tengok berita-berita yang menghiasi layar kaca. Huru-hara menjelang pilkada, ribut-ribut gosip artis cerai dan selingkuh (padahal baru pacaran doank aja lagaknya udah kaya ditalak 3!), pembunuhan, pemerkosaan, modus-modus penipuan, perampasan hak cipta, aah... semua itu menimbulkan prasangka, rasa curiga dan kegalauan: sudah matikah kebaikan di dunia ini? Neko bilang sih peristiwa-peristiwa tersebut adalah keramaian yang kosong. Hampa. Ga berarti.

Salah satu cara untuk mengisi ruang kosong hatinya, orang-orang menyalakan TV, menyaksikan sinetron-sinetron, dan tayangan-tayangan pemilihan idola yang menawarkan mimpi. Mereka tahu itu, tapi tetap menelannya demi mengingkari kesepian yang mereka rasakan.

Di jalan-jalan, di mana-mana, terlihat orang-orang lalu-lalang dengan "bersumbat kuping". Asyik, larut dg alunan musik yang keluar dari earphone yang terhubung dengan i-pod dan mp3. Tak peduli sedang di dalam kelas, rapat pertemuan, cuek! Alunan nada itu sudah menjadi tameng bagi dunia luar yang riuh-ramai tetapi kosong...

M.T in my heart...

0 comments:

Post a Comment

Your comment here

 

The other network

Visitors