Victim? Victimized? Whom? By Who? Sebuah Diskusi Gender Issues Secara Ringan

Mengenang diskusi Gender Issues di balik dinding kelas.


Pendapat pribadi, ketika seorang perempuan memasak dan mencuci buat keluarganya, itu bukan masalah gender yang harus diributkan. Karena nature setiap perempuan adalah untuk menjadi ibu, minimal istri. Tidak seharusnya berpikir bahwa dengan melakukan tugas-tugas rumah itu berarti perempuan mengalah pada dominasi laki-laki. Lagi pula rasanya pembagian peran laki-laki dan perempuan itu sudah jelas. Toh agama saya pun tak melarang perempuan berkarier, pun tak mengharamkan lelaki pergi ke dapur.

Masalahnya ketika memasak misalnya, itu bukan cuma masalah pengabdian atau kewajiban mengurus rumah. Tapi bagaimana dengan gizi anak-anak? Itu kan juga harus dipikirkan. Nature-nya perempuan yang lebih perasa, teliti, akan lebih peduli pada hal-hal semacam ini. Walaupun mungkin ada juga laki-laki yang jauh lebih peduli gizi (karena memang mempelajarinya.) Mungkin pendapat bahwa perempuan lebih teliti dan peduli juga stereotype yang datang secara personal. Entahlah...

Sang dosen menambahkan, tidak masalah selama si perempuan memang melakukannya (memasak, mencuci) atas dasar pilihannya sendiri. Bukan karena paksaan atau stereotype orang banyak bahwa urusan perempuan cuma di dapur, sumur, kasur. Namun, setidaknya masyarakat butuh model peran gender yang seimbang. Jadi perempuan tidak melulu harus di dapur, dan laki-laki pun bisa saja membantu istrinya mengerjakan tugas-tugas rumah.

AGREE Ma'am! Saya juga setuju kalau masyarakat perlu dididik untuk paham isu gender secara seimbang. Agar mereka lebih adil dalam menilai. Agar tidak ada lagi stereotype bahwa "ini tuh pekerjaan laki-laki" atau "ini tuh pekerjaan perempuan".

Saya pribadi juga bertanya-tanya dengan isu gender (terutama yang radikal) yang beredar selama ini (baik dalam diskusi kelas ataupun dunia nyata). Sepertinya ada beberapa hal yang terlalu dibesar-besarkan sehingga kita jadi ter-sway dari masalah atau isu yang sebenarnya. Misalnya saja ketika ada isu untuk memunculkan perempuan sebagai center dalam iklan rokok, rokok untuk perempuan dkk. Terlepas dari anggapan beberapa golongan masyarakat yang "tidak adil"$2C bahwa "Cowok yang ngerokok itu berarti cowok banget, keren, manly sedangkan cewek yang merokok itu kesannya murahan", rasanya tetap saja aneh.

Logis nggak kalau iklan-iklan itu memunculkan perempuan sebagai center, atau lebih blatant-nya lagi, ada adegan perempuan merokok dalam gambar, ketika di akhir iklan dimunculkan peringatan seperti ini: "Merokok dapat mengakibatkan....dan gangguan kehamilan dan janin." ??? Tanya ke...?

(dalam hati berpikir, oh yeah orang yg "kritis" akan serta merta bilang, "Gimana kalau perempuan itu single dan nggak sedang hamil? Ga papa dong. =_= HUH)

Karena isu ini sebenarnya menurut saya bukan isu gender, tapi isu kesehatan! Pendapat saya pribadi, nggak peduli apapun dan bagaimanapun gender dan jenis kelaminmu, merokok itu memberikan efek negatif yang sama bagi kesehatan! END OF STORY =_=

Kemudian yang jadi pertanyaan sekarang adalah:

Do you think that females are the victims of these kind of gender stereotyping?
Can you argue about males that actually are the victims?

OR actually WE ARE the victim of social constructions?

Jujur merasa tak nyaman ketika ada isu feminisme radikal. Bahkan ada juga beberapa yang memutuskan menyukai sesama jenis hanya karena nggak mau tunduk "pada dominasi kau lelaki." Apapun yang dikatakan orang-orang gender, "itu" rasanya nggak benar. Seperti yang pernah dikatakan dosen gender saya dulu, "Saya memang bersimpati kepada mereka yang disebut-sebut sebagai "para third gender". Saya memperlakukan mereka dengan wajar dan manusiawi sebagaimana mestinya. Saya nggak mendiskriminasi mereka. Tapi untuk setuju pada tindakan mereka? That's a different case."

Yah, mereka dan semua orang pun membutuhkan dorongan dan motivasi juga untuk menjalani hidup kan. My opinion, indeed, naturally men are created to be physically stronger (and that's why Oh Lord, I wish I was born as a man. Coz I wanna POWER. I wanna be STRONGER). WHY are they created to be physically stronger? TO PROTECT WOMEN! Jadi bukan agar mereka bisa semena-mena terhadap perempuan kan? Mereka yang sadar atas hukum alam ini pun juga nggak akan macam-macam. (Duh so sweet banget kesimpulan ini). Dan ini juga nggak berarti saya mengecap perempuan nggak bisa en nggak mungkin melindungi dirinya sendiri loh.

Kesimpulan kami, "Whatever people say that Men are from Mars, Women are from Venus, in fact, those two creatures are living in the same earth." Each of them has their own role. Dan seharusnya ketika semua peran itu (setidaknya diusahakan untuk) berjalan sesuai proporsi, nggak akan ada masalah yang berarti.

Maka marilah kita perempuan dan laki-laki hidup bersama di bumi yang sama dengan damai dan saling menyayangi. Satu sama lain.
Cikiciwwww


0 comments:

Post a Comment

Your comment here

 

The other network

Visitors