Terobosan baru dalam merayakan Hari Kartini

Cat's Corner


Bagaimana cara sekolah kamu dulu memperingati hari Kartini? Upacara bendera? Ah, hari-hari besar nasional lain juga diperingati dengan cara yang sama. Pas Neko SMA dulu, hari Kartini selalu diperingati dengan cara yang nyaris tidak berbeda tiap tahunnya. Bikin lomba tumpengan, pemilihan Putra-Putri Kartini, lomba futsal pake kebaya, lomba paduan suara, dll. Tapi menurut Neko lomba-lomba seperti itu sama sekali tidak mewakili spirit Hari Kartini yang sebenarnya. Coz, menurut Neko untuk menghayati spirit Hari Kartini nggak cukup dengan mengenakan kebaya setahun sekali dan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini (dengan suara fals). Tul ga?

Nah, yang mau Neko tanyakan adalah emang pernah gitu R.A Kartini ngajarin murid-muridnya buat lomba bikin tumpeng ama paduan suara? Apa R.A. Kartini pernah mengadakan ajang pemilihan Putri-Putri berkebaya? Neko juga yakin kalo R.A Kartini dulu nggak pernah kepikiran buat ngadain lomba futsal dengan memakai kebaya!

Nah, baru tahun ini Neko betul-betul surprise dengan hari Kartini. Kenapa? Pasalnya, tahun ini Hari Kartini diperingati dengan cara yang benar-benar unik dan beda dari tahun-tahun sebelumnya :menyelenggarakan Ujian Akhir Nasional! Ya, UAN untuk tingkat SMA tahun ini memang diselenggarakan tepat pada tanggal 22 April atau one day after Kartini Day. Neko pun berpikir, kira-kira sempat gak ya adik-adik Neko yang sekarang duduk di kelas 3 SMA memperingati Hari Kartini? Jangan-jangan mereka malah nggak inget ama Hari Kartini karena terlalu sibuk berkutat dengan soal-soal ujian yang bikin panas-dingin itu. (Hehehe... nostalgia masa muda... :b)

Rasa penasaran itu pun terjawab setelah beberapa hari sebelum UAN, Neko menelpon teman Neko yang kini duduk di kelas 3 di salah satu SMA favorit di Malang yang juga merupakan almamater Neko. Kebetulan tuh anak abis kembali dari Amerika setelah menjalani program AFS, jadi dia harus mengulang kelas 3 dengan adik-adik kelasnya. (Btw, Neko nelpon dia gara-gara tempat pensil Neko ketinggalan pas Neko main ke SMA Neko. Ternyata tempat pensil tersebut diamankan oleh teman Neko ini hehehe...) Ternyata SMA Neko tetap menyelenggarakan peringatan Hari Kartini! Horee. Walaupun memang agak telat sih, nanti pada hari Sabtu tanggal 26 April nanti. Sepertinya menunggu setelah UAN selesai diselenggarakan. Well better late than never...

Ada satu hal yang menarik yang Neko ingat dari pembicaraan via telepon itu. Ia berkata bahwa teman-teman seangkatannya pada protes ketika sekolah mewajibkan anak-anak kelas 3 untuk mengikuti upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kartini Sabtu nanti. Mereka berpikir untuk apa mereka repot-repot ikut upacara Kartini sedangkan mereka pastinya nanti sudah puyeng setelah 'dihajar' soal-soal UAN nanti. Belum lagi mereka pun harus mempersiapkan diri untuk SPM-PTN nanti (eh bener gak nih istilahnya? Kalo jaman Neko dulu kan istilahnya SPMB. Halah...ganti istilah mulu sih! Bikin puyeng!). Ga salah neh?! Begitu pikir mereka.

Dan apa jawaban teman Neko kepada teman-temannya yang protes itu? Dia bilang gini:

“Lhoo...Dik, gimana sih kamu. Bagaimanapun kita sebagai anak cewek wajib memperingati Hari Kartini walau kita sudah kelas 3. Ingat, tanpa Kartini kita semua nggak bakalan bisa ikut UAN!”

Well, masuk akal kan? Kalo dulu R.A. Kartini nggak mempelopori pergerakan emansipasi wanita, bisa-bisa sekarang pun Neko sedang dipingit, dikurung di dalam rumah. Hanya duduk diam dengan manis, pasrah menunggu datangnya pemuda yang melamar Neko. Jangankan ikut Ujian Nasional apalagi bisa masuk UM, mencicipi bangku SD pun mungkin belum tentu... hiiiih..
.
Mau tahu bagaimana tanggapan teman-temannya terhadap petuah bijak itu? Mereka langsung muntah jamaah!

Ah... mungkinkah anak-anak gadis sekarang sudah melupakan jasa-jasa Putri Jepara itu? Kira-kira R.A. Kartini kalo masih hidup nangis nggak ya begitu tahu peringatan hari lahirnya kalah pamor dengan Ujian Akhir Nasional? Mungkin kalo R.A. Kartini berasal dari daerah Minang, beliau bakal menyumpah-nyumpah seperti ini: Dasar gadis-gadis durhako! Ambo kutuak kalian semua menjadi batu! (Lho kok jadi legenda Malin Kundang?)

Seharusnya pemerintah bisa memperkirakan problem tersebut. Tapi mungkin mereka lupa karena terlalu sibuk menetapkan target kelulusan tahun ini. Neko punya 5 ide brilian untuk menjadikan penyelenggarakan UAN tahun ini selaras dengan peringatan Hari Kartini, sehingga tak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan. Well siapa tahu tahun depan pemerintah berniat menyelenggarakan UAN bersamaan dengan Hari Kartini lagi. Check this out!

1.Mewajibkan semua peserta Ujian Akhir Nasional untuk memakai baju kebaya bagi yang putri, dan setelan beskap lengkap dengan blangkonnya bagi yang putra.

2.Setiap ujian akan dimulai, sebaiknya seluruh peserta Ujian Akhir Nasional diminta bersama-sama menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini

3.Setelah ujian selesai pun sebelum pulang, peserta ujian diminta bersama-sama untuk menyanyi lagi. Hanya saja, untuk menghindari kesenjangan antar gender, lagu yang dinyanyikan kali ini dimodifikasi liriknya menjadi “Bapak Kita Kartono”

4.Mengganti LJK (Lembar Jawaban Kita...eh nggak ding, Lembar Jawaban Komputer) yang semula polos menjadi kertas bermotif batik. Hitung-hitung untuk menegaskan sejak dini kepada generasi muda kita kalau batik itu asalnya dari Indonesia bukan dari negeri tetangga!

5.Kalau tadinya kita menggunakan pensil 2B untuk mengisi bulatan-bulatan dalam LJK, maka kini diganti dengan menggunakan media canting dan lilin (properti untuk membatik). Sambil menyelam minum air. Sambil ngerjain ujian, bisa belajar membatik. Soalnya kalo nggak diginikan mana mau generasi muda kita belajar membatik, ya kan hehehe.

Nah, dengan demikian niscaya pengadaan Ujian Akhir Nasional 2008 akan berjalan selaras dengan peringatan Hari Kartini.


Sedikit renungan dari hati yang terdalam: Kenapa aku selalu nyungsep setiap kali pake jarik???

by Kawaii Neko

2 comments:

  1. no.2 dan no.4

    asik tuh klo dibuat...

    keren klo kertas'a ada motif batik'a.
    Indonesia banget githu..

    salam.

    ReplyDelete
  2. yak tul! Sebenarnya cara melestarikan kebudayaan tradisonal bangsa simple kan hehehehe

    ReplyDelete

Your comment here

 

The other network

Visitors