ANTI HERO DAY (Part 1)


Cat's Corner
ALERT:
Tulisan ini sama sekali nggak bermaksud untuk memprovokasi atau berunsur separatisme. Buat pembaca yang berasal dari Surabaya, well Neko sama sekali nggak berniat untuk mengejek nenek moyang kalian. Tapi yang harus kita tahu adalah sejarah sering ditulis berdasarkan kepentingan yang subyektif jadi sebenarnya ada banyak sisi yang harus dicermati sebelum kita menentukan hitam-putih dalam peristiwa bersejarah. Hei, kebebasan berpendapat sekarang dijunjung tinggi kan?
Hari ini adalah tanggal 10 November. Satu lagi tanggal bersejarah di Indonesia yang harus diperingati. Permbaca yang sudah lulus SD pasti paham dong peristiwa apa yang terjadi pada hari ini. Hari adalah hari dimana Arek-Arek Soeroboyo berhasil mengusir Inggris yang berniat menjajah kembali Indonesia setelah melewati pertempuran yang berdarah-darah. Hmm… kemarin pas Neko ke Gramedia aja dari bagian informasi disiarkan rekaman pidato Bung Tomo yang sangat membakar semangat nasionalisme itu. Wuih…
Tapi jujur aja Neko sama sekali nggak berminat untuk merayakan Hari Pahlawan. Pemikiran itu terjadi sejak Neko menjadi mahasiswa. Bukan karena Neko nggak nasionalis, well nasionalis nggaknya orang kan gak diukur dari apakah dia mengikuti upacara bendera hari peringatan atau tidak. Ini gara-gara salah satu dosen Neko yang paling ngocol sebenarnya (jadi kalau ada yang protes, alamatkan pada beliau saja yah hehehe). Dia bilang kalau kemampuan bahasa Inggris kita ancur gara-gara ulah para ehm (maaf) bonek yang mengusir Inggris yang mau menjajah kita. Baru Neko sadari bahwa bangsa kita telah membuat satu kebodohan yang mahadahsyat!
Well liat aja negara-negara yang pernah dijajah Inggris dan pernah ikut persemakmuran kayata Malaysia, India, Hongkong, dll. Bukankah bahasa Inggris sudah menjadi bahasa kedua di sana? Hampir semua orang menguasainya secara aktif dan pasif. Secara bahasa Inggris itu bahasa internasional gitu loh! Sedangkan di Indonesia? Kenyataannya kompetensi berbahasa kita justru mengalami kemerosotan yang tajam setelah kita terbebas dari penjajahan. Padahal dulu nenek moyang kita wajib menguasai bahasa Inggris, Belanda, Jepang, dll (hmm untuk lebih pastinya tolong dicek di buku sejarah ya) Kini lulusan bergelar sarjana kita aja belum tentu bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Miris dan malu-maluin deh!
(Bersambung ke artikel di bawah)
Malang, 10 November 2008

0 comments:

Post a Comment

Your comment here

 

The other network

Visitors