National Awakening (Kebangkitan Nasional)

Baru aja kita melewati hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei kemaren. Walaupun kayaknya di kota silver tinggal ga terlalu dibesar-besarin sih, tapi apa yang silver liat di TV pas perayaannya di stadion Gelora Bung Karno beberapa waktu yang lalu udah bisa bikin silver berpikir. Apa sih kebangkitan bangsa itu? Sudahkah kita mencapainya?
Didasarkan pada pemikiran silver selama 1 jam ngrebus mie instan (sumpah, sampe lupa lagi masak mie ~_~), kebangkitan itu bisa diketahui artinya berdasarkan tiap suku katanya. Ke artinya menuju, Bang artinya abang, Kit artinya alat, dan An artinya sebuah. Jadi bisa disimpulkan bahwa kebangkitan adalah “menuju sebuah alat abang”, jenius bukan? Becanda, hue hue hue hue.
Oke, bek tu de topik. Kita semua (semoga) tau bahwa hari kebangkitan nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei didasarkan pada berdirinya Budi Utomo, organisasi modern pertama yang didirikan rakyat Indonesia. Event ini diperingati secara spesial pada tahun ini, tidak lain karena tahun ini adalah peringatan yang ke seratus. Terbukti tanggal 20 Mei kemarin perayaan dilaksanakan di stadion Gelora Bung Karno yang diisi berbagai macam atraksi dari partisipannya.
Kita akan coba lihat kebangkitan bangsa kali ini dari perayaan kemaren aja, soalnya tentang apa yang telah kita raih udah dijelaskan sama senior Dave (gpp kan dipanggil senior? ^^). Tapi sebelumnya silverer mau tahu, berapa banyak yang liat acara itu sampai selesai? Tapi karena hampir semua chanel nyiarin acara itu kita anggep aja semua liat (maksa banget ya?). acara dimulai dengan pidato kenegaraan dari bapak Presiden. Isi pidatonya ya kurang lebih ngomongin kelebihan bangsa kita, tantangan kita sekarang, hal-hal yang harus dilakukan oleh rakyat, nyemangatin kita untuk memajukan bangsa, dan beberapa hal lain yang ga silver perhatiin. Coba kita pikir sejenak, isi dari pidato pak SBY tuw sebenarnya ditujukan untuk siapa? Kalau untuk rakyat Indonesia itu sudah pasti, tapi silver sendiri ngerasa secara khusus itu ditujukan untuk kita-kita yang nantinya akan menguasai negeri ini. Memang masalah yang ada sekarang aja udah banyak banget, tapi kalau kita bisa fokus di bidang yang ditekuni masing-masing bukan ga mungkin kalau kita bisa mengatasi masalah-masalah tersebut di kemudian hari kan? Oleh karena itu mari kita mulai sekarang mencoba bangkit secara individu agar lingkungankita terpengaruh untuk bangkit juga dan akhirnya mempengaruhi Indonesia kita untuk bangkit sekali lagi secara nasional.
Ada satu hal yang bikin silver tersenyum pas liat perayaan kemaren (sebenernya ngakak mpe gulung-gulung ~_~) yaitu pas demo bela diri dari TNI, kalau ga salah yang halo-halo (ga tau istilahnya) ngomong gini,”Prajurit TNI dapat melakukan penyerangan dan pertahanan walau tanpa senjata”, dia juga ngomong gini pas satu personel TNI ditutup kepalanya terus lompat lewat lubang api kaya yang di sirkus-sirkus itu,”... menunjukkan bahwa prajurit TNI dapat mengatasi halangan apapun dengan segala keterbatasan yang ada”. Ampun dah, dari statement seperti itu bisa ditangkep “pembelaan diri” mereka bahwa ga apa-apa kita ga punya persenjataan canggih, kan bisa bela diri(~_~). Masa nanti kalau ikut perang tentara kita cuma ngandalin bela diri aja trus dikasi ilmu kebal peluru? Nanti KOPASUS artinya diganti Komando Pasukan Debus dong? udah ah, itu aja untuk saat ini dari silver. Untuk siapapun yang membaca tulisan ini tak ada maksud hamba tuk menyakiti perasaan siapapun(^_^). Nanti kita bakal ketemu lagi dengan tema pemilu yang jaraknya masih satu tahun lagi tapi udah-banyak-yang-aktif-kampanye. See ya...
By Silverized

2 comments:

  1. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuhu

    Segala puji bagi Allah s.w.t yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada segenap manusia di dunia dengan kasih sayang yang tiada batasnya.
    Semoga shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Utusan Allah Muhammad s.a.w, beserta keluarganya, serta ummatnya yang sholih dan sholihah.

    Saudara-saudariku seiman, sebangsa, dan setanah air. Juga saudara-saudariku yang sebangsa dan setanah air, genap sudah seabad yang lalu didengungkan sebuah ikrar persatuan oleh para pemuda bangsa Indonesia kala itu. Ikrar yang menghantarkan kita kepada semangat kemerdekaan, dan ikrar yang menjadikan kita berkomitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.
    Namun alangkah sedihnya kita, tatkala ikrar itu kini berubah menjadi sebuah sejarah di atas kertas yang tiada maknanya. Alangkah sedihnya kita, ikrar itu hanya sebagai kenang-kenangan bangsa yang seolah-olah merupakan legenda. Alangkah sedihnya, seandainya para pemuda saat itu mampu kembali ke dunia untuk melihat kondisi mayoritas generasi muda saat ini. Alangkah bahagianya mereka bila melihat pemuda maupun pemudi saat ini mampu meneruskan perjuangan bangsa untuk membangkitkan semangat perbaikan dalam pembangunan negeri kita.
    Wahai saudara-saudariku, perjuangan tidak bisa hanya berangan-angan semata, perjuangan bukan hanya mengejar keindahan dunia saja. Perjuangan tidak dinilai dengan kekaguman kita pada kekayaan seseorang, perjuangan tidak dinilai pada kekaguman akan artis modern yang modis, perjuangan tidak dinilai akan kemewahan orang-orang asing yang telah mendapatkan berjuta-juta dan bertriliun-triliun kekayaan. Serta perjuangan bukan dinilai dari bagaimana merendahkan saudaranya, saling mengejek saudaranya, bahkan tidak mendengarkan nesehat dari saudaranya
    Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (QS Al-Ashr: 1-3).
    Seseorang yang bijak adalah bukan melihat dari siapakah nasehat itu didengungkan, namun bagaimanakah isi nasehat yang terkandung di dalamnya. Maka aku menasehatkan kepada diriku sendiri, dan juga saudara-saudariku yang dicintai karena Allah s.w.t, serta saudara-saudariku sebangsa dan setanah air. Renungkanlah untaian hikmah yang terkandung dalam perkataan sahabat Rasulullah s.a.w, yaitu ‘Ali Ibn Abi Thalib raadhiyallaahu ‘anhu:

    “Wahai anak Adam…janganlah engkau gembira dengan kekayaan. Dan janganlah berputus asa dengan kefakiran. Janganlah bersedih dengan musibah, dan jangan bersuka cita dengan kesenangan. Sesungguhnya emas itu dilebur dengan api, sedang hamba yang seholeh itu dilebur dosanya dengan musibah.
    Sesungguhnya engkau tidak akan mendapatkan apa yang engkau inginkan, kecuali dengan meninggalkan kesenanganmu. Dan engkau tidak akan mendapatkan apa yang engkau angankan, kecuali dengan bersabar atas apa yang tidak engkau sukai. Dan curahkanlah segenap usahamu untuk menjaga apa yang diwajibkan oleh Allah s.w.t padamu.” (Risalatul Mustarsyidin).

    Dan dari sahabat Umar Ibnu Khaththaab raadhiyallaahu ‘anhu pernah berkata:
    “Barangsiapa yang banyak tertawanya, akan sedikit kewibawaannya. Barangsiapa yang bergurau (dengan keterlaluan), ia akan dilecehkan. Barangsiapa yang banyak berkecimpung dalam suatu hal ia akan dikenal dengannya. Dan barangsiapa yang banyak bicaranya, banyak pula kesalahannya. Barangsiapa yang banyak kesalahannya, maka sedikitlah rasa malunya. Barangsiapa yang sedikit rasa malunya, sedikit pula rasa wara’ (kehati-hatian) nya. Barangsiapa yang sedikit rasa wara’nya, maka matilah hatinya.”(Shifatu Shahwah, I/149)
    Saudara-saudariku yang dicintai karena Allah s.w.t serta yang sebangsa dan setanah air. Marilah kita renungkan perkataan sahabat Rasulullah s.a.w di atas yang sarat dengan hikmah dan kesejukan. Mari kita praktikkan poin-poin obat hati di atas dalam kehidupan sehari-hari kita, serta mari kita selalu sejenak merenungkan kesalahan-kesalahan kita (evaluation of our self ) dan memperbaikinya. Semoga dengan ini, hati kita bisa terbuka dan makna kebangkitan nasional bisa kita wujudkan dengan baik. Dan semoga masyarakat bangsa ini bisa mengukir hari-hari kedepan dengan leih baik daripada hari-hari yang lalu.
    Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari yang kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk dari yang kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka

    Akhirul Kalam Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarokatuhu
    Dan salam sejahtera.

    ReplyDelete

Your comment here

 

The other network

Visitors