UAN: Never ending controvercy??? (part 3 - the end)

CAT's ACTUAL

Well, akhirnya sampai juga kita di bagian ke-3 artikel ini. Neko mau minta maaf karena udah lama nggak update ini blog. Pasalnya Neko dan juga Om Daphie sibuk puol di kampus. Entah kenapa akhir-akhir ini dosen-dosen pada rajin me-make-up kelas kita. Jadi tambah menor deh huhuhu.

Mana Neko juga harus persiapan presentasi KKTM (Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa) dengan tim Neko, lagi huaah. Alhamdulillah Neko dan teman-teman Neko dapat banyak pelajaran dari presentasi kemarin. Hasilnya? Menang dong! Menang...is hehehe. Abis ini kan pengalaman pertama Neko ikut KKTM. So, banyak kelemahan gitu. Mulai dari Neko yang keasyikan ngoceh pas presentasi dengan semangat 45 sampe gak sadar kalo waktu presentasi udah over 5 menit dari 15 menit yang ditentukan! Sampai isi makalah yang ternyata lebih mengkritisi daripada memberikan solusi. Padahal, kalo KKTM itu lebih ke solusi, beda dengan KPKM (Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa). Jurinya pun lebih mengkritisi masalah penulisan makalah yang amburadul lagi huhuhu... (Yah namanya juga pertama kali Bu!) Pokoknya bener-bener unpredictable!

Lagian tau nggak, Neko bener-bener ngerasa nyasar gitu. Abis maunya kan cuma ikut tingkat fakultas... lah kok ternyata ikut yang tingkat universitas untuk seleksi regional! Ga heran saingan Neko tuh semua fakultas se-UM, udah pada senior en ada yang pengalaman presentasinya ampe 4 x! Selain itu karena dosen pembimbing Neko sibuk banget, akhirnya tim neko ga sempat revisi blas en langsung nekat ngumpulin! Makanya penulisannya amburadul! Gitu bisa lolos 16 besar buat presentasi lagi! Ajaib... Anyway, KKTM Neko judulnya Dampak UAN Terhadap Lembaga Pendidikan (sekolah) Sebagai Pusat Peradaban. Intinya hampir sama dengan dua artikel Neko tentang UAN yang lalu gitu deh. Kita mengkritisi bahwa sistem UAN yang seperti sekarang membuat pendidikan kita salah orientasi en terjebak pada pengejaran nilai yang semu.

Setelah KKTM yang kemarin, Neko dapat wawasan yang baru tentang UAN. Pada dasarnya UAN tuh sebenarnya dibutuhkan untuk evaluasi pendidikan secara nasional. JAdi dengan UAN, pemerintah bisa menilai apakah pendidikan sudah merata, apakah materi-materi yang diberikan di sekolah-sekolah sudah sesuai atau tidak. Bisa aja kan ada satu guru yang ngaco dengan mengajarkan 1+1 = 3 atau bumi itu kotak (hehehe). Nah, dari UAN-lah kita bisa mengukur kualitas rata-rata pendidikan kita. Kalau cuma ulangan-ulangan harian yang diadakan setelah satu materi selesai jelas nggak bisa dijadikan patokan ukuran, dan tidak mengedepankan kontinuitas pengajaran pada siswa. (Siswa bisa aja lupa tuh materi abis ulangan kan? hehehe) Tapi...ada tapinya!

UAN menjadi sedemikian kontroversi karena dijadikan sebagai penentu kelulusan yang paling utama, dan hal ini tentunya gak adil. Buat apa sekolah lama-lama cuma buat UAN? Ikut bimbel aja trus dapet ijazah beres! (bisa ga ya?). Trus sistemnya yang hanya mengedepankan beberapa pelajaran tertentu saja juga membuat mata-mata pelajaran yang tidak diujikan jadi terlihat tak berarti dan... bagaimana juga dengan siswa yang keahliannya bukan di bidang pelajaran itu? COntohnya nih UAN SMP sekarang kan ditambahi dengan mata pelajaran IPA, trus gimana dong ama anak yang bakat dan minatnya di bidang IPS? Mati dong kena gampar MaFia?! (Matematika en Fisika) Ya kaya Neko ini korbannya huhuhu...trauma aku.

Selain itu kayaknya pemerintah lupa bahwa KBK dan KTSP, dua kurikulum teranyar kita juga mengedepankan aspek afektif, psikomotor. Padahal, UAN kan cuma kognitif doang. Di sinilah kontradiksinya...

Jadi Om Daphie en Neko mengusulkan pada pemerintah untuk tetap mempertahankan UAN...tidak sebagai harga mati kelulusan tapi sebagai evaluasi hasil belajar siswa secara nasional. Tentunya dengan mempertimbangkan aspek psikomotor dan afektif juga. Ujian praktek perlu tuh dimasukkan dalam UAN (selama ini kan cuma dijadikan UAS doang en ga terlalu ngefek), jadi biar ga teori doang gitu. Trus pelajarannya juga bisa milih sesuai dengan minat dan bakat (selain pelajaran wajib gitu), seperti di Australia. Dengan begitu UAN nggak mematikan potensi siswa.

Bagaimana menurut Anda???

Btw dari dulu Neko selalu bilang 'yang kaya di Australi' melulu, emang yang di sana kaya apa? Fiuh... tunggu artikel berikutnya yah... (maaf agak meleset dari jadwal. Ternyata persoalan UAN nih kompleks banget soalnya.)

KAWAII NEKO -the cutest cat