Sudah mahasiswakah mahasiswa kita?

Huff, post pertama akhirnya selesai. Tulisan ini dibuat dengan pengamatan silver dari media maupun lingkungan sekitar. Mahasiswa, peringkat atau sattus yang kita dapatkan setelah perjuangan bertahun-tahun malang melintang di dunia persilatan (loh?). menjadi mahasiswa adalah sebuah anugrah dan sekaligus beban buat kita. Anugrah karena secara pasif itu juga meningkatkan derajat kita di masyarakat dan orang tua kita pasti bangga bahkan sampai melebihi bangganya anak itu sendiri (silver pernah liat ada ortu sampai nangis pas tahu anaknya lolos spmb, lah reaksi anaknya biasa-biasa aja tuh). Beban karena begitu kita mendapat status sebagai mahasiswa kita diharuskan untuk belajar (~_~), bekerja dan bersikap selayaknya seorang mahasiswa. Tapi sebenarnya apa atau siapa sih manusia yang bisa disebut Mahasiswa?

Dari bahasa sendiri maha berarti amat atau sangat, sedangkan siswa adalah orang yang sedang berguru. Jadi bisa disimpulkan Mahasiswa itu orang-yang-berguru-banget. Terus dari situ apa sudah cukup untuk menjelaskan arti dari Mahasiswa yang sebenarnya? Bagaimana dengan berita-berita tentang mahasiswa di tipi tipi itu? Silver merasa agak kecewa pas liat berita baru-baru ini demo mahasiswa selalu berakhir dengan kerusuhan. Mahasiswa yang menurut silver dan mungkin sebagian besar orang yang membaca tulisan ini lebih “otak” daripada “otot” ternyata bisa menunjukkan sikap seperti itu.

Coba pikir baik-baik, 10-20-30 tahun lagi siapa yang bakal jadi presiden Indonesia? Yang pasti bukan Si Butet Yogya, Megakarti, apalagi Gus Pur kan? Bisa jadi orpen (orang penting) kita nantinya sekarang adalah mahasiswa yang konsultasi skripsinya ga selesai-selesai, masih telat datang ke kelas (maafkan saya pak dosen), atau bahkan lulusan SMA dengan “semangat” nasionalisme yang tinggi, tul nggak? Trus kalau dilihat dari perangai “buas” (kalau boleh silver sebut seperti itu) yang mereka perlihatkan sekarang, pantaskah? Memangnya engga cukup generasi DPR kita sekarang aja yang salah milih tempat buat latihan tinju?



Kalau tadi kita melihat dari aksi-aksi yang diperlihatkan mahasiswa (sengaja silver bedakan antara Mahasiswa dan mahasiswa) perlihatkan di layar plasma, sekarang mari kita coba lihat bagaimana kelakuan mereka di tempat mereka “belajar”. Silver seringkali mendapati mahasiswa buang-sampah-sembarangan, yang bikin silver lebih jengkel mahasiswa itu satu jurusan dengan silver! Perlu diketahui silver masuk ke jurusan dengan julukan kampus hijau (baca: berlumut) yang seharusnya merupakan kampus yang dekat dan menghargai lingkungan. Lah kok ndilalah mahasiswa tadi dengn santainya menghapus julukan itu dengan sikapnya sendiri tanpa perasaan berdosa. Silver sih seneng-seneng aja bantuin dia buang sampah ke tempat-sampah-yang-jaraknya-cuma-lima-langkah. Itung-itung nambah pahal (amin). Tapi masa silver harus ngikutin dia terus buat buangin sampahnya? Nanti dikira penguntit lagi (~_~). Selain hal yang silver sebutin tadi sekarang coba kita lihat kondisi di jalan kampus, mahasiswa yang notabene adalah manusia terpelajar yang dididik dalam tatanan masyarakat berpendidikan (bingung bacanya? Sama...) ternyata tidak memiliki sopan santun berkendara! Jalan sepi tancap gas, jalan rame malah tambah kenceng selip-selip orang. Sampai-sampai tiap 30 meter di jalan kampus haru s ada polisinya, walaupun kerjanya cuma tidur aja sih:P. Coba pikir, apa itu berarti kita harus diingatkan secara fisik untuk melambatkan kecepatan di lingkungan yang sudah jelas padat pejalan kaki? Dua hal diatas masih merupakan sesuatu yang sangat kecil dan sepele bila dibandingkan dengan penyimpangan-penyimpangan sikap mahasiswa yang lain(ngga usah banyak-banyak, nanti minder sendiri). Sulit sekali silver ngebayangin negara kita nanti dipimpin dan dijalankan oleh orang-orang “terdidik” seperti mahasiswa.

Silver tidak menutup mata dengan prestasi yang diraih oleh mahasiswa, dan itu memang bagus. Tapi apakah ukuran kesuksesan mahasiswa hanya dilihat dari prestasi akademis atau bagusnya proposal yang mereka punya? Pendapat silver sendiri tentang arti sebenarnya Mahasiswa adalah manusia berpendidikan baik secara keilmuan maupun secara sikap dalam menghadapi berbagai situasi. Walaupun silver sendiri sadar belum sampai di tahap itu, tapi marilah kita (silver dan semua mahasiswa yang membaca tulisan ini) merenungi sikap kita selama ini. Sudahkah kita menjdai Mahasiswa? Atau kita selama ini hanya menjadi mahasiswa saja?





p.s. : ini tulisan bertama silver, kesalahan nalar penulisan dan keluhan gegar otak karena bingung bukan tanggung jawab penulis. ^^ V

6 comments:

  1. Emank bener tuh..akhir2 ini sering banget ada kerusuhan antar mahasiswa. Nggak cma itu, gedung2 perkuliahan yg ta bersalah (Maksudnx..??) pun ikut hancur. Itu kan dibangun dari uang mereka juga. Berarti mereka telah membuang2 uang yang seharusnya bisa untuk membangun gedung baru atau untuk hal2 lain yang lebih penting.tul ga?

    ReplyDelete
  2. SAlam,

    ciiee...author baru nih..
    selamat ya telah menulis untuk pertama kalinya disini..

    salam hangat dari sini
    Trims.

    ReplyDelete
  3. thx ^^
    dan saya minta maaf masih banyak kesalahan ketik di tulisan pertama ini, terlalu bersemangat sampai ga di edit >.<

    ReplyDelete
  4. author baru ya. Selamat bekerja

    ReplyDelete
  5. Oh ya Btw Neko mau mengucapkan selamat datang buat author baru kita Si Silverized (nih maksudnya keperakan atau membuat sesuatu jadi perak?). Hehe Silv ga nyangka kalo kita bisa kerja sama dalam bentuk lain ya? Gimana kabarnya "beruang" yang satunya lagi? Heheheh

    ReplyDelete
  6. to neko

    silverized berarti terperakkan atau menjadi perak. dalam mitos, perak adalah logam yang dekat dengan kesucian atau kemurnian (purity).

    beruang yang atu lagi masi hibernasi di gua

    ReplyDelete

Your comment here

 

The other network

Visitors