WASPADA! HALLYU (KOREAN WAVE) MENGGUNCANG DUNIA !

Anggota SBS-Squad sekarang ga cuma dari Sastra Inggris UM aja
Jika Anda sedang kebetulan melintas di daerah Gedung J6 dan J5 Sastra Inggris Universitas Negeri Malang di sore hari menjelang maghrib, kemungkinan besar Anda akan menemui sekumpulan mahasiswa Sastra Inggris unik bergerombol di depan laptop masing-masing, menyalakan lagu berbahasa asing keras-keras, menyanyi-nyanyi mengikuti lagu atau bahkan berjoget dengan lincahnya. Tapi jangan heran jika lagu-lagu yang terdengat nyaring itu sama sekali tidak mengandung unsur-unsur kata bahasa Inggris. Alih-alih demikian, kata-kata yang bisa ditangkap dari lagu-lagu itu justru kosakata semacam saranghae, sesanghae, ottokhae, moella… Bahasa apakah itu? Ya, bahasa Korea. Tak ayal lagi, bisa dipastikan 100 % bahwa sekumpulan mahasiswa-mahasiswa Sastra Inggris tersebut tengah tenggelam dalam gemerlap Hallyu atau Korean Wave.

Logo SBS-Squad. Disainnya keren ya
Merekalah SBSquad, sebuah komunitas penggemar hallyu yang terdiri dari para mahasiswi Sastra Inggris angkatan 2007-2009. Sebagian besar merupakan E.L.F, Cassiopeia, dan Hottest__nama-nama tersebut merupakan julukan bagi pengemar fanatik grup boyband Korea yang sedang naik daun saat ini. Kalau di Indonesia sama seperti Sobat Padi dan Baladewa-nya DEWA. E.L.F merupakan penggemar Super Junior, Cassiopeia memuja grup Dong Bang Shin Ki (DBSK), dan Hottest setia dengan grup 2PM. Dengan senjata wajah tampan, badan tegap, musik yang rancak dan senjata terakhir yang paling ampuh, kualitas vokal dan tarian yang prima, pemuda-pemuda Korea tersebut sukses merebut hati “gadis-gadis Inggris” tersebut hingga rela pulang menjelang maghrib demi mempelajari satu tarian boyband tersebut setiap harinya. Tapi tentu saja Anda tak bisa menemui kegiatan itu di masa-masa ujian akhir seperti ini.

The Pioneer: Para personel SBS Squad angkatan pertama.
Orang lain mungkin menganggap kegiatan itu sebagai kegiatan ‘yang kurang kerjaan’ atau iseng-iseng belaka. Tapi komunitas tersebut menjalani hobi itu secara serius. Mereka pernah diundang beberapa kali dalam acara-acara fan gathering di Unibraw, dimana seluruh fans Korean grup se-Malang Raya datang ke even tersebut. Tidak main-main, bahkan pihak MATOS sendiri tertarik dan mengundang mereka untuk tampil menghibur pengunjung sekitar Desember lalu. Berkat mereka jugalah, penulis yang tadinya anti-boyband akhirnya terseret kegilaan K-Pop lalu menjadi salah satu Cassiopeia yang lumayan fanatik.

Karena masih baru didirikan, SBSquad mungkin masih belum seprofesional HANSAMO, sebuah komunitas yang mewadahi para penggemar Korean Culture untuk berekspresi. Pngelolaan mereka jauh lebih professional. Mereka bahkan memiliki divisi-divisi yang khusus menangani sub-bidang budaya Korea tertentu, contohnya divisi bahasa, musik, dan kebudayaan Korea. Menariknya kelompok ini juga telah melakukan berbagai kegiatan wirausaha seperti membuat pin, kaos, dan merchandise-menrchandise yang berhubungan dengan hallyu, sampai event organizer. Fansnya di situs jejaring Face Book telah mencapai lebih dari 1000 orang. Dan mereka semua hanyalah dua contoh kecil dari orang-orang yang sudah terseret arus Hallyu. Jadi seheboh apakah hallyu itu?

Drama yang sukses bikin Ibu Neko ikut nangis-ngguyu hehehe
Hallyu wave adalah kata rujukan yang mengarah pada fenomena Korean Fever, demam Korea yang beberapa tahun belakangan ini mulai melanda seluruh Asia. Mulai dari fashion, gaya rambut, film, hingga musik, menjadikan segala sesuatu yang berbau Korea menjadi begitu populer di kalangan masyarakat terutama para kawula muda. Fenomena ini membuat Korea Selatan menjadi salah satu dari sepuluh eksportir budaya, disamping Jepang, Amerika, dan lain-lain.

Masih ingat-kah dengan duet Eun Suh dan Jun suh dalam Endless Love ? Drama Korea ini juga membuat terobosan baru dalam sejarah drama Asia. Image tokoh utama laki–laki yang biasanya digambarkan sebagai sosok yang maskulin dan cool didobrak oleh para aktor Korea yang tidak malu–malu melakukan akting tangis yang memukau. Uniknya penonton bergender perempuan justru menyukai terobosan ini karena mereka menganggap tokoh-tokoh pria dalam drama Korea lebih manusiawi, membumi, dan sensitif.

Drama yang sempat dijiplak abis-abisan ama Sinetron  yang diperankan ama Laudya Cinta Bella. Capee deee
Setelah demam Endless Love melanda, tidak sulit bagi drama-drama Korea lain seperti Winter Sonata, Stairway to Heaven, Glass Shoes, Full House, Boys Over Flower yang semuanya bertema cinta, hingga yang bertema sejarah kolosal macam Janggeum Jewel in The Palace, Hwang Ji Ni, dan yang kini sedang diputar di Indosiar, The Great Korean Queen SanDeuk, untuk merebut hati para penonton di Indonesia. Nama-nama asing seperti Won Bin, Rain, Minho, dan Song Hae Gyo, kini tak lagi terdengar aneh di telinga kebanyakan orang.

Efek dari hallyu, semakin banyak orang yang tertarik untuk mempelajari budaya Korea lebih jauh. Di tanah air juga mulai terlihat peningkatan minat dalam bahasa Korea yang ditandai dengan bertebarannya kursus – kursus Korea, yang dulunya lebih didominasi oleh Jepang dan Mandarin. Menu-menu masakan Korea mulai dicari, begitu juga Hanbok, pakaian tradisional Korea. Berita ini bersumber dari sebuah blog fandom starjunior.wordpress yang sudah dikunjungi ribuan orang.

Dewa-dewa Hallyu! Mukyaaa sayang udah pecah... Hiks
Korean Wave bahkan mampu mengguncang negara digdaya macam Amerika. Banyaknya film–film Korea yang diadaptasi oleh Amerika untuk dibuat remake-nya. Kebanyakan genrenya adalah horror, tapi ada juga film drama yang sukses diadaptasi yaitu The Lake House yang pada versi Hollywoodnya dibintangi oleh “pasangan SPEED”, Sandra Bullock dan Keanu Reeves. Ini menandakan dimulainya Korean wave telah menginvasi hampir seluruh dunia, tidak hanya wilayah Asia. Setelah budaya pop Jepang yang populer dengan Dorama, J-pop, manga, dan huruf kanji. Kini orang–orang mulai melirik negara tetangganya dengan K-drama, K-pop, manhwa dan huruf hangul.

Ternyata Hallyu sendiri merupakan strategi departemen kebudayaan Korea untuk menyebarkan kebudayaan Korea di seluruh dunia. Mereka bekerja sama dengan berbagai agensi entertainment seperti SM Town, JYP, YG, dan lain-lain untuk mencetak idola-idola yang dapat menarik simpati penggemar Korean Fans di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan group-group band glamor seperti Super Junior, Dong Bang Shin Ki, dan 2 PM, semuanya merupakan culture embassador negeri Korea.

S.M. Entertainment, as a leader of culture technology, will be the very enterprise that enhances national pride bringing Korean culture into world-wide arena, which can make people feel warm in their heart by creating most advanced cultural contents and entertainers. (Visi SM. Entertainment, agensi yang banyak menelurkan “duta-duta” budaya Korea dengan genre K-Pop)

Pemerintah di sana pun rupanya sadar betul, bahwa music K-Pop merupakan salah satu amunisi tempur dalam proyek Hallyu Wave. Maka dari itu, pemerintah tidak segan merogoh anggaran negara untuk mensponsori Asian Music Festival, yang digelar di Korea. Even besar tersebut mengundang deretan artis–artis dari seluruh wilayah Asia untuk tampil di sana (Indonesia turut ambil bagian sejak 2007 dengan mengirimkan Peter Pan sebagai wakil, kemudian Agnes Monica, pada tahun 2008-2009. Festival semacam ini merupakan ajang pembuktian para musisi akan kualitas mereka sebagai musikus kelas dunia. (http://starjunior.wordpress.com/2009/02/04/)
Sungguh merupakan sebuah terobosan yang sangat cerdas dalam mempromosikan budaya lokal mereka menjadi budaya global yang digemari dan diikuti oleh banyak insan di seluruh dunia.

Majalah Anima bahkan memberitakan bahwa setelah demam Endless Love melanda, setting-setting tempat yang digunakan dalam syuting film tersebut merupakan daerah yang paling ramai dikunjungi para turis. Tak heran jika tahun ini, pemerintah Korea pun menggandeng berbagai artis terkenal untuk membuat video musik promosi pariwisata kota Seoul.

Mungkin julukan “gelombang” kurang bisa menggambarkan dahsyatnya fenomena ini. Tsunami Korea, sepertinya adalah julukan yang lebih pas, karena gelombang kedatangan artis-artis Korea itu begitu tiba-tiba namun memberikan efek yang berkepanjangan bagi yang terkena “seret arusnya”. Kapan ya Indonesia bisa menjadi seperti itu? Kapan kita bisa melihat para anak muda negeri sendiri dan juga negeri lain bersemangat memelajari hanacaraka dan tembang Jawa?

9 comments:

  1. kereeenn....

    akhirnya,, tugas skolah terslamatkan...

    makasih banyaaak...

    ReplyDelete
  2. senang bisa membantu. BTW, tugasnya bahas K-Pop juga????

    ReplyDelete
  3. wow kerenn ..
    klo gtu w slah stu org yg terkna arus tsunami dong !??
    kyk'a virus" korea tuh udh kyk ng-drugs yg susah buat d obatin ..
    skali suka korea g akn bisa lepas dr itu ..
    tp sbaik'a ambil sisi positif'a aj x yah kyk makin punya bnyk shbat dr luar negri gra" ad ELF international ^^

    ReplyDelete
  4. COOL!!!!!!!!!!!!

    aq jg salah '1' dari korban virus Hanlyu Wave (hanguo/korean) ^^

    ReplyDelete
  5. wahh.,,makasi ya info na,.q lg bingung bkin presentasi tema apa yg mo d bhas yg beda ma yg lain ^_^.,scra q jg elf..assikk :D

    ReplyDelete
  6. Tapi menurut gw virus korea lebih baik dari pada virus barat yang terkenal gak bermoral itu.....korea masih menjunjung norma norma kesopanan yang sesuai dengan kultur asia dalam setiap film ataupun serialnya misalnya seperti menghormati orang yang lebih tua...budaya malu dalam hal hubungan antar pria dan wanita...serta lebih menghargai arti cinta dan kesetiaan...sementara budaya barat lebih menonjolkan sex,kekerasan, dan kebebasan hidup yang sebebas-bebasnya tanpa batasan yang jelas....
    saluuut buat korean bisa sukses memromosikan budaya negerinya tanpa MENONJOLKAN sex dan kekerasan tapi melalui bakat dan kemampuan putra-putri negerinya........

    ReplyDelete
  7. emang khusus bwt anak UM ja y?
    klo dr mla ga' bleh gabung jg?

    ReplyDelete
  8. Saya suka drama korea, karena ceritanya tidak bertelle- tele , suka lagu- korea karena lagunya ceria dan yang jelas Dancenya oke banget kalau menurut saya sangat berkarakter dan yang jelas kenapa banyak yang suka Artis korea termasuk saya, karena artis korea sangat santun dan tidak sombong , mereka sangat menghormati fans- fansnya , sebagai warga neg indonesia tentu saya menginginkan indonesia bisa seperti korea bahkan bisa lebih , saya pasti akan nonton sinetron kalau sinetron itu ada tamatnya. Aku tetep cinta Indonesia dan akan selalu ada di ruang hatiku namun ada juga korea di ruang yang lain di dlm hatiku.......

    ReplyDelete
  9. Hahahaha senang sekali tahu bahwa artikel ini bermanfaat. Tapi aku nggak sependapat kalau budaya Korea yang sekarang itu sopan dan cukup baik untuk dijadikan panutan secara total. (kita butuh filter kan). Artis2nya aja banyak yang bunuh diri karena dilecehkan secara seksual oleh produser-produser industri dunia hiburan.

    Dan lihat bagaimana para girlband itu berpakaian. Sooo revealing. Kebudayaan Korea yang asli mungkin memang masih menjunjung tinggi adat ketimuran. Tapi generasi mudanya? Hmm... perlu ditelaah lagi. Sepertinya sama saja keroposnya dengan generasi muda di Jepang.

    Yang jelas hargailah kebudayaanmu sendiri. Orang luar aja ngiri dengan kebudayaan kita, kenapa kita sendiri nggak berusaha melestarikannya. Begitulah =)

    ReplyDelete

Your comment here

 

The other network

Visitors