Lagi: Kita gagal ngUBER THOMAS

Setelah sekian lama nggak nongol di dunia per-blog-kan, kini Dave.id balik lagi. Mungkin kamu udah mulai bosan dengan tulisan nggak pentingnya Neko (hehe just kidding..). Lagian kayaknya udah lama aku nggak posting. Jadi kangen...(anggap aja smua pada kangen)
Reuniannya udah dlu ya, sekarang serius dikit.
Baru saja event bulutangkis paling prestisius THOMAS-UBER CUP selesai digelar. Hasilnya? Seperti sebelumnya. Kita gagal lagi merebut kembali piala lambang supremasi bulutangkis dunia itu dari tangan CHINA. Sebenarnya memang nggak mengejutkan bila CHINA kembali memboyong kedua piala itu, karena dari segi peringkat WBF saja pemain CHINA lebih baik diantara para kompetitornya.
Ada beberapa hal mengejutkan yang dibuat tim INDONESIA selama penyelenggaraan event ini. Pertama, sebagai unggulan kedua, Tim THOMAS INA ditargetkan minimal masuk ke final (kalo bsa sih menang). Tapi kenyataan berkata lain. Tim THOMAS kita harus puas kalah dihajar Tim KOREA 0-3 dibabak semifinal. Malu sih malu. Secara peringkat para pemain kita lebih baik dari mereka. Masak kalah. Tapi kenapa bisa kalah? Dari awal digelarnya kejuaran bulutangkis beregu ini saya melihat hilangnya greget para pemain kita. Kayak udah kalah sebelum perang. Saat melawan Thailand saja kita harus maen ngotot 3-2. Untung saja Simon Santoso mampu menyelamatkan muka kita. Yang lebih mengherankan lagi kenapa Taufik (pringkt 7 WBF) kalah dari pemain Thailand yang secara peringkat (90 WBF) dan pengalaman jauh dibawahnya. Kenapa? Hanya mereka dan Tuhan saja yang tahu kenapa.
Yang kedua, sebagai tim underdog, Tim UBER INDONESIA berhasil memberi kejutan dengan lolos sampai di final. Benar-benar sesuatu yang amat sangat langka. Tim UBER kita terbukti mampu menunjukkan bahwa bulutangkis putri kita sudah menunjukkan progres. Meskipun kita harus mengaku kalah pada CHINA, tapi paling tidak kita mampu memberi perlawanan.
Mungkin hasil yang mengecewakan, namun kita harus tetap belajar dari kegagalan kita. Tul ga?
by Dave.id